Lewat suatu perjalanan yang tidak terlalu sulit, Anda akan dapatkan lokasi Gua sarat legenda; Putri Asih. Jika anda mengambil rute Tuban-Merakurak-Montong-Nguluhan, sekitar km ke-35 Anda akan dapati Desa Nguluhan, Kecamatan Montong. Berikutnya Anda memasuki area hutan. Dengan menempuh perjalanan yang menanjak dan berkerikil sepanjang 2 km akhirnya Anda akan temui gua ini. Tetapi jangan khawatir, perjalanan yang agak melelahkan itu akan terhapus dengan keindahan panorama alami gua yang baru dibuka untuk umum pada Februari 2003 lalu.
Gua yang menurut kepercayaan memiliki penguasa bernama “Putri Asih” atau “Putri Nawang Asih” ini kaya akan ornamen batu di dalamnya. Diantaranya ornamen stalaktit, stalakmit, pillar (penyangga dari ruang kedua dan ketiga), gordyn (ornamen batu karena tetesan air yang sangat tipis hingga membentuk menyerupai kelambu atau selendang), soda strav, flow stone, helektit(batu yang tumbuhnya dari stalaktit yang tumbuh menyamping), heksentrik (batu ini tumbuhnya dari stalaktit tapi tumbuh menyamping kemudian naik keatas), dan calcite floor (berasal dari lelehan flow stoneyang men yatu dengan tanah dan membentuk ornamen).
Sembilan Ruangan Gua
Bagai menelusuri bangunan besar, di gua ini Anda akan temukan 9 ruangan. Awalnya, Anda harus lewati beberapa anak tangga memutar menuju ruang I, disebut juga ruang pertemuan. Indahnya ornament stalaktit dan stalaktit akan Anda nikmati disini. Stalakmit ini pertumbuhannya per-cm-nya memerlukan waktu 50 tahun. Juga Flow stonesepanjang 5 meter, tergantung indah bagaikan kuncup bunga yang akan mekar, terbentuk karena lelehan. Pertumbuhannya, permilimeter butuh waktu 50 tahun. Yang paling unik adalah soda straw atau drinking straw. Bentuknya kecil panjang tapi dalamnya berlubang seperti sedotan itu terjadi karena tetesan air. Anehnya, di ruangan sebesar ini hanya ada satu soda straw dan tak ada di ruang lain. Lainnya, batu yang berbentuk Burung Rajawali. Konon batu ini, merupakan tunggangan dari Prabu Erlangga, yang ibunya berasal dari kerajaan Baliage (Bali).
Bagai menelusuri bangunan besar, di gua ini Anda akan temukan 9 ruangan. Awalnya, Anda harus lewati beberapa anak tangga memutar menuju ruang I, disebut juga ruang pertemuan. Indahnya ornament stalaktit dan stalaktit akan Anda nikmati disini. Stalakmit ini pertumbuhannya per-cm-nya memerlukan waktu 50 tahun. Juga Flow stonesepanjang 5 meter, tergantung indah bagaikan kuncup bunga yang akan mekar, terbentuk karena lelehan. Pertumbuhannya, permilimeter butuh waktu 50 tahun. Yang paling unik adalah soda straw atau drinking straw. Bentuknya kecil panjang tapi dalamnya berlubang seperti sedotan itu terjadi karena tetesan air. Anehnya, di ruangan sebesar ini hanya ada satu soda straw dan tak ada di ruang lain. Lainnya, batu yang berbentuk Burung Rajawali. Konon batu ini, merupakan tunggangan dari Prabu Erlangga, yang ibunya berasal dari kerajaan Baliage (Bali).
Ruangan II adalah ruang pertapaan. Ruangan yang terletak di sebelah timur ruang I ini, berbentuk mimbar berukuran 3×2 m dan tepat menghadap kiblat. Jalan masuk yang sempit menuju ruang ini dipagari oleh dinding yang sangat indah dan megah. Disekitar tempat menuju ruang pertapaan terdapat patung-patung yang dipercaya sebagai penjaga ruang ini.
Kemudian ruang Balkon. Ruangan ini terletak diatas pintu antara ruang I dengan ruang Kedaton. Terdapat stalaktit dan stalakmit. Lubang balkon ini menembus antara ruang I dan ruang II dengan panjang ruangan kurang lebih 5 meter. Berikutnya, ruang Kedaton. Di dalam ruang Kedaton, Anda akan dapatkan nuansa taman keputren yang penuh dengan ornarnen dan hiasan. Disini terdapat ornamen putri, bunga yang baru mekar, dan taman. Kemudian terdapat semacam pagar dimana terdapat stalaktit dan stalakmit yang pertumbuhan lenggak-lenggoknya sama, hanya berbenda runcing dan tidaknya. Sebagai tambahan, di sini sering tercium bau harum.
Ruang III dipercaya sebagai dapur dan tempat pemandian pada jaman kerajaan Pringgalaya. Disebut tempat pemandian karena di sini terdapat ornamen gordyn karena tetesan air yang membentuk sedemikian rupa hingga membentuk seperti gorden atau kelambu. Disebelah kiri ruangan dipercaya sebagai tempat hewan-hewan kesayangan putri. Hal ini ditunjukkan dengan adanya ornamen batu yang menyerupai kepala kodok, kepala gajah, kepala buaya, dua ekor tapir kembar. Di ruangan ini juga sering tercium bau harum.
Selanjutnya, ruang rahasia. Digunakan untuk rapat-rapat rahasia jaman dahulu. Disebut rahasia karena letaknya yang tersembunyi dan untuk memasukinya juga sulit karena di dalamnya tumbuh stalaktit dan stalakmit yang hampir menyatu. Di dalamnya hanya terdapat satu ruangan yang panjangnya 20 meter dengan lebar 3 meter berisikan tanah yang lunak berlapis seperti roti.
Dari Kedaton menuju ruang rahasia dan ruang IV terdapat batuan putih yang sangat indah dan gemerlap yang dipercaya bagaikan sepasang harimau putih penjaga jalur tersebut. Melalui ruang II kearah lubang masuk ruang rahasia, melewati celah sempit dengan merangkak dan merayap sepanjang 5 meter akan ditemukan ruang IV. Jika ingin ke ruang V kita harus melewati bebatuan yang berbentuk seperti gapura. Paling ujung adalah ruang VI, saat ditemukannya sedang diadakan penggalian jalan tembus untuk keluar. Saat ini yang dioperasikan untuk umum hanya ruang I hingga ruang III yaitu ruang pertemuan, ruang kedaton, dan ruang III (dapur dan pemandian).
Legenda Kerajaan Pringgalaya
Nama Putri Asih diambil dari nama cucu Arya Penanggungan (keturunan Kerajaaan Pringgalaya) bernama Putri Nawang Asih. Arya Penanggungan adalah raja yang memerintah kerajaan Sarima Panggung tahun 900 M. Konon, karena berbuat kesalahan, kerajaan ini ‘disabda’ hingga kemudian tenggelam dan semua kerajaan berubah menjadi batu yang tampak seperti goa.
Nama Putri Asih diambil dari nama cucu Arya Penanggungan (keturunan Kerajaaan Pringgalaya) bernama Putri Nawang Asih. Arya Penanggungan adalah raja yang memerintah kerajaan Sarima Panggung tahun 900 M. Konon, karena berbuat kesalahan, kerajaan ini ‘disabda’ hingga kemudian tenggelam dan semua kerajaan berubah menjadi batu yang tampak seperti goa.
Pada jaman penyiaran Agama Islam, Gua Putri Asih mempunyai peranan sebagai salah satu pusat syiar Agama Islam yang dipimpin Kanjeng Sunan Kalijaga. Ditempat ini pula digunakan sebagai tempat pertemuan para Wali guna membicarakan penyebaran dan pengembangan Agama Islam. Pada jaman Syeh Abdul Jabar yang makamnya berada di Nglirip, Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban, Gua Putri Asih merupakan tempat persinggahan dan pertapaan dalam perjalanannya melakukan syiar Agama
0 comments:
Post a Comment