10:59 AM
0

Hembusan udara dipagi hari begitu lembut membelai nadi, tetes embun tampak segar membasahi dedaunan, bunga-bunga bermekaran dengan indahnya. Nyanyian burung-burung saling bersahutan merdu, suasana itu semakin mengiringi kemeriahan pada senin pagi. Kriiiiing…...Kriing….. denting jam weker berbunyi. Nayla segera bangun dan bergegas menuju kamar mandi di belakang rumahnya, Nayla adalah salah seorang siswi di SMAN 36 Tuban, ia merupakan gadis yang pintar, rajin, ringan tangan nan cantik pula, walaupun ia agak tertutup dengan teman-temannya. Waktu telah menunjukan pukul 07.00 WIB, Nayla segera berpamitan kepada orang tuanya, lalu berangkat sekolah. Dengan mengendarai sepeda satu-satunya yang dimilikinya, ia bersama adik perempuannya Reny. Adik Nayla bersekolah di salah satu sekolah dasar di Tuban, yang letaknya tak jauh dari sekolah Nayla, mereka selalu berangkat bersama-sama.
Puluhan tetes peluh jatuh membasahi seragam Nayla, namun ia tetap semangat dan tak menyesal dengan apa yang ia miliki, ia senantiasa merasa bersyukur dengan apa yang ia peroleh. Akhirnya usahanya senantiasa membuahkan hasil, sampailah ia di sekolah tercintanya, raut wajahnya yang semula penuh rasa lelah dan letih, serentak berubah menjadi bahagia dan berseri-seri, ia disambut oleh para sahabat-sahabatnya yang telah menantinya di sudut halaman sekolah.
“Hai Nay…….!!” Sapa Anggie oleh salah seorang sahabatnya.
“Hai semua…………!!” Balas Nayla dengan lembutnya.
Tak lama kemudian, bel berbunyi, mereka bergegas masuk kelas XI-IPA, yang merupakan kelas kebanggaan mereka, sejak 10 bulan yang lalu mereka mulai menepati ruang. Kelas itu, banyak pula cerita suka duka yang mereka alami bersama. Nayla, Anggie, Mikha, dan Maya, empat sahabat karib itu sangat kompak, tiada hari tanpa mereka ber-empat. Mereka selalu berbagi satu sama lain. Diantara mereka berempat Nayla yang paling pandai, tidak segan-segan seringkali mereka belajar bersama.
Waktu terus berjalan, tibalah waktu pulang sekolah, Nayla membereskan buku-bukunya yang berserakan di atas meja.
“Nay, kita hang out dulu yuk ?? Dah lama kita nggak pernah jalan bareng.” Kata Maya”
“Emmh…maaf ya !! Aku hari ini nggak bisa, kapan-kapan aja gimana ??” Jawab Nayla.
“Nayla sayank….!! Kita perginya cuma sebentar kok, ayolah….tambah Mikha.
“Beneran dech….!! Maaf banget aku gak bisa……..!!
“Ya udah deh,, Kita pergi dulu…..!!
Dalam hati kecil Nayla, Ia ingin teman-temanya yang bebas pergi kemanapun yang mereka inginkan, namun ia cukup tahu diri, ia merasa tanggung jawabnya adalah sesuatu yang amat penting. Setiap pulang sekolah, ia pergi ke suatu rumah produksi batik gedog di sekitar tempat tinggalnya, ia sangat menggemari pekerjaan itu, seni batik sangat ia cintai, bahkan ia bercita-cita menjadi pengusaha batik gedog suatu hari nanti.
“Assalamualaikum…….!!” Salam Nayla saat ke rumah produksi tersebut.                                           
“Waalaikumsalam……..!!” sahut bu Haeny, pemilik produksi tempatnya bekerja.
“Maaf bu, saya dating agak siang, tadi ada pelajaran tambahan di sekolah.”
“Iya gak apa-apa……!! Silahkan kerjakan pekerjaanmu Nay.”
“ Iya bu…..”
Diantara 8 karyawan di rumah produksi batik “Warna Jaya” yaitu produksi batik tempat Nayla bekerja, Nayla lah karyawan yang paling muda, ke 7 rekannya telah lulus sekolah, bahkan ada juga yang sudah menikah. Namun Nayla tetap gigih menjalaninya. Ia melakukan semua itu demi kehidupannya, ayahnya yang hanya bisa terbaring di tepat tidur karena menderita suatu penyakit yang tak kunjung sembuh, serta ibunya yang sehari-harinya hanya bekerja sebagai buruh cuci baju menjadi semangat yang memicu Nayla untuk bekerja di rumah produksi batik gedog tersebut. Ia memiliki kemampuan membatik dari ayahnya.
Memang dahulu Nayla adalah anak dari pemilik rumah produksi pabrik gedog yang cukup terkenal di kawasan tempat tinggalnya di kota Tuban. Namun, usaha yang dirintis ayahnya mengalami kegagalan dan akhirnya bangkrut, ditambah lagi ayahnya yang sakit-sakitan,
 karena usaha yang dirintisnya bangkrut karena ulah oknum yang kurang bertanggung jawab, Nayla semakin yakin bahwa dirinya harus bias sukses agar dapat membanggakan orang tuanya.
Suatu hari, Nayla bertemu dengan anak lelaki yang tak lain adalah teman sekolahnya yang baru. Lelaki yang bernama Andra. Berawal dari ketidak sengajaan mereka bertemu.
“Bruuk….!!” “Auw………….!!” Teriak Nayla.
“Oh maaf ya…...!! Aku tidak sengaja…..!!” suara lembut nan merdu terdengar dari seseorang di depannya.
“Iya gak apa-apa, lain kali hati-hati……!!” ucap Nayla.
“Sekali lagi maaf ya………….!! Aku baru pertama masuk……!! Perkenalkan namaku Andra…..!! Kalau boleh tau nama kamu siapa…………..?!” Sahut Andra.
“Aku Nayla…..”
“Nama yang bagus….”
“Makasih aku mau ke kelas dulu ya……!!”
“Iya boleh silahkan….…!! Senang bisa kenal denganmu…….!!”
“Aku juga.”
Dalam hatinya, sebenarnya Andra mengagumi Nayla pada pandangan pertama, ia melihat sosok gadis yang cantik, lembut dan baik hati pada diri Nayla. Lalu Andra menemui kepala sekolah dan ia masuk ke kelasnya. Tak disangka Andra berada satu kelas dengan Nayla, ia pun semakin bersemangat untuk bersekolah di sekolah barunya, karena bisa melihat Nayla lagi dan akan selalu bertemu Nayla setiap hari. Maya, Mikha dan Anggie saling berbisik saat Andra masuk kelas dan menjadi teman sekelas mereka.
“Ehmm….. cakep bener……!! Kata Mikha.
“Iya..iya….!! Malaikat darimana tuh…….?!” Sahut Maya.
“Malaikat dari khayangan mungkin…….?!” Anggie menambahi.
“Nay, kamu kok tenang-tenang saja…… kenapa sih……?!” Tanya Maya.
“Aku dah kenal, tadi gak sengaja dia nabrak aku……!!”
“Trus…Trus…Gimana Nay…?! Apa dia kenalan ma kamu……?!”
“He’em….!!”
“Wah  kalo yang nabrak Andra, Aku nggak bakalan nolak yakinlah sumpah……..!!”
“Aah…………!! Kamu ini Nggi…….!!”
“Nay kenalkan aku ma Andra donk…..!!”
Tanpa diduga, ternyata didalam kelas Andra terus memperhatikan Nayla, Ia merasa ada yang istimewa dari dalam diri Nayla. Akhirnya ia mulai ingin mendekati Nayla, perlahan tapi pasti, bermula saat pulang sekolah.
“Kamu pulang ma siapa……?”
“Aku pulang sendiri tuch, soalnya aku sudah bawa sepeda sendiri……!!”
“Yang benar Nay……??”
“Iya, Dah ya aku pulang dulu An…..!!”
Andra merasa terkejut, di sekolahnya yang dulu di Gresik, tidak ada siswi yang sebaik dan sopan seperti Nayla. Ia semakin ingin lebih mendekati dan mengenal sosok Nayla lebih jauh. Tanpa di sadari, Nayla pun merasakan hal yang sama seperti Andra. Di suatu malam ia merenung.
“Andra……..!! nama itu selalu ada di fikiranku, kenapa ya…..?? apa aku….?? Ehhhmmm tidak tidak tidak…!! Aku tidak mungkin menyukai orang yang baru saja aku kenal, lagi pula ia sangat sempurna dan bahkan aku tak menemukan helaipun kekurangan darinya….. tapi….. oh tidak…..!! aku tak mungkin bersaing dengan sahabatku hanya karena seorang Andra……!!” Gumam Nayla.

Hari berlalu dengan cepat, semakin hari Andra mendekati Nayla dengan caranya sendiri. Merekapun semakin dekat, kedekatan mereka menuai masalah. Maya, sahabat Nayla diam-diam menyimpan rasa pada Andra. Maya merasa tidak suka pada kedekatan Andra dan Neyla. Ia semakin menjauhi Nayla. Ia menganggap Nayla telah mengkhianatinya.
Sedangkan Nayla yang tidak tahu akan suasana hati Maya, tetap melakukan dan mengerjakan segala sesuatu dengan hati damai, bahkan tidak jarang ia selalu pergi ke perpustakaan bersama Andra. Sampai suatu hari Andra membuat Nayla terkejut oleh perkataanya.
“Nay, aku ingin bicara berdua denganmu……….!!” Kata Andra.
“Bicara aja And……!! Apa yang mau kumu katakan……….?!”
“Semakin hari, Aku merasa nyaman bersamamu…….!!”
“Kamu bisa saja And……..!!”
“Iya Nay, yakinlah………….!! Aku bicara jujur, aku merasa senang dangen kehadiranmu mengisi hariku”
“Sudahlah jangan berlebihan……..!!”
“Aku bicara apa adanya Nay, aku mengagumi apa yang kamu kerjakan, kamu membantu orang tuamu untuk memenuhi kebutuhan hidup, kamu begitu menjungjung tinggi kebudayanmu dan kesenianmu, kamu gadis yang luar biasa yang baru ku temui, aku mengagumimu dan aku ingin kamu menjadi kekasihku…………….!! Apakah kamu mau menjadi ‘Kekasih’ ku Nayla……?!”.
“Terima kasih atas pujianmu And, tapi maaf aku tidak bisa karena aku merasa tidak pantas untuk itu, Maya lebih pantas untuk menjadi kekasihmu………!!”
“Tapi yang aku mau hanya kamu bukan Maya atau yang lainnya………!!”
“Sudahlah And anggap saja kita sebagai Sahabat………!!”
“Tapi Nay……!!”. Berhenti sejenak. “ Baiklah Nay kalau itu keputusanmu, dengan berat hati aku akan menerimanya, tapi jujur dari lubuk hatiku aku tetap mengagumi sifatmu……!!”
            Pujian demi pujian sering kali terucap dari mulut Andra kepada sosok Nayla. Hal ini semakin membuat Maya geram dan jengkel pada Nayla. Ia begitu membenci Nayla, hingga ia berniat ingin mengakhiri persahabatannya dengan Nayla hanya gara-gara sikap Andra pada Nayla. Hingga suatu hari Maya ingin memantapkan niatnya tersebut. Ia berusaha untuk berbicara langsung pada Nayla, hingga saat jam istrahat sekolah mereka bertemu.
“Hai teman-teman…….!!” Sapa Nayla.
“Hai Nay………!!” jawab Mikha dan Angie. Maya hanya terdiam.
“Aku ada urusan denagn bu Nita, aku ke kelas dulu ya Mik”. Kata Maya.
“May, Nayla kan baru gabung, disini aja dulu……..!!”. Ujar Anggie.
“Nggak Nggi, aku kesana dulu z.......!!”
“Tapi May, Aku kan baru gabung………!!”
Maya tidak menghiraukan kata-kata Nayla dan bergegas pergi. Hal ini membuat Nayla, Mikha dan Angie menjadi bingung dengan tingkah Maya, sebenarnya ada apa yang terjadi pada Maya…..?!.
Pertanyaan besar yang belum menemukan jawaban. Tapi dalam hati Nayla berkata “Apa karna Andra...?”
            Saat pulang sekolah Andra dan Nayla berjalan bersama. Hal ini secara tidak sengaja terlihat oleh Maya. Hal itu menyebabkan Maya tidak lagi mengenal Nayla sebagai sahabatnya lagi.
“May, kamu lihat apa…….?! Dari tadi aku panggil kok tidak menggubris……?!” Kata Anggie.
“Nggak apa-apa Nggi…..!!”
“May, kamu kenapa sih……?! Kok makin aneh”
“Sebenarnya gara-gara Andra dan Nayla yang semakin dekat. Aku merasa gak rela melihat kedekatan mereka……!!”
“Cemburu ya…….?! Sudahlah dia kan sahabat kita, bersaing boleh saja tapi harus bersaing secara sehat ok…….!!”
“Ya Nggi, aku ngerti……..” Bantah Maya “Nah gitu donk……..!!” Sahut Anggie.
            Semilir angin malam berhembus menemani Nayla yang sedang bersandar dijendela kamarnya. Dia terfikir keinginannya untuk menjadi seorang pengusaha batik, Ia mengambil selembar kertas dan sebuah pena. Ia mengukir suatu karyanya, ia ingin terus berlatih hingga ia dapat menghasilkan karya yang bagus, namun tanpa ia sadari pada kertasnya bertuliskan nama “ANDRA”. Ia semakin takut kalau ia memang benar-benar menyukai Andra. Karena ia mengetahui bahwa maya juga menyukai Andra.
            Disuatu pagi yang indah, Maya dan Anggie Nampak berjalan bersama. “May,tugas biologi mu sudah selesai…..?!”. Tanya Anggie.
“Udah donk…..!!”. Jawab Maya.
“Lihat tugasmu donk………..!!”
“Yuk……..!!”
Belum selesai mereka bicara tiba-tiba terdengar suara yang memangil mereka.
“Maya……Anggi…… Tunggu dulu………!!”
Maya dan Anggie berbalik dan melihat siapa yang memanggilnya.
“Saskia…….!!” Kata Maya heran.
“Iya ini aku, Jangan ke kelas dulu, aku pengen bicara sesuatu ma kamu……..!!”
“Apa itu…………?!” Tanya Anggie.
“Jangan bicara disini, kita ke kantin saja.
Ternyata Saskia memfitnah Nayla, dia bilang pada Maya dan Anggie kalau Nayla sudah melupakan sahabat-sahabatnya, Nayla lebih memilih Andra, murid baru yang menjadi idola cewek-cewek di sekolahnya.
“Kamu dan Anggie sudah ditipu Nayla , dia telah melupakanmu, dia lebih memilih Andra daripada bersama kalian. Lihat saja, Dia melupakan mu begitu saja, dan kamu tahu……..?!, dia selalu menjelek-jelekan kamu di depan Andra supaya Andra benci kalian.”
“Ouw jadi ini yang dilakukan Nayla……..?!”
“Kamu harus ambil tindakan agar dia tidak gini lagi……..!!”
            Lalu Maya dan Anggie yang geram, ditambah perkataan Saskia yang membuat panas telinga mereka, akhirnya kemarahantidak terhindar lagi. Maya dan Anggie menemui Nayla dan langsung memarahinya. Nayla pun tidak mengerti maksud Maya dan Anggie. Ia tidak merasa seperti apa yang dituduhkan sahabatnya itu.
“Kamu tega memfitnah aku Nay, kamu sungguh munafik, sudah Nayla, aku benci kamu, aku nggak mau kenal kamu lagi”
“Tapi May, aku Nggak bermaksud……..!!”
“Sudah……!! Jangan bicara lagi, aku sudah muak denganmu……….!!”
            Setalah itu, Nayla sangat sedih dia ingin baikan dengan Maya dan Anggie. Tapi dia tidak tahu caranya. Keesokan harinya, ia pergi ke rumah produksi batik untuk bekerja ia berharap masalahnya cepat selesai. Ia tidak tahu harus melakukan apa agar Maya tidak salah paham. Tiba – tiba, Maya, Anggie, Mikha dan Andra mendatangi Nayla di rumah produksi batik. Maya minta maaf  pada Nayla, karena telah percaya pada hasutan Saskia yang ingin memecah belah hubungannya dengan Nayla. Ternyata Saskia sangat menyukai Andra dan ia cemburu pada Nayla. Akhirnya ia menghasut Maya dan Anggie.
            Namun akhirnya sahabat karib itu berbaikan, sahabat-sahabat Nayla juga sudah mengerti selama ini Nayla tidak pernah mau dan bahkan menolak jika sahabatnya mengajak dia keluar karena Nayla bekerja di salah satu produksi batik Gedog yang tidak jauh dari tempat tinggalnya setiap pulang dari sekolah dan mereka berjanji akan percaya satu sama lain, agar menjadi kesatuan yang indah, layaknya seni batik gedog, semakin tekun pekerjaannya maka akan semakin bagus hasilnya. Persahabatan haruslah di ukir seindah mungkin karena “Sahabat itu Selamanya…….!!”

0 comments:

Post a Comment