Hembusan udara dipagi hari begitu lembut membelai nadi, tetes embun
tampak segar membasahi dedaunan, bunga-bunga bermekaran dengan indahnya.
Nyanyian burung-burung saling bersahutan merdu, suasana itu semakin mengiringi
kemeriahan pada senin pagi. Kriiiiing…...Kriing….. denting jam weker berbunyi. Nayla
segera bangun dan bergegas menuju kamar mandi di belakang rumahnya, Nayla
adalah salah seorang siswi di SMAN 36 Tuban, ia merupakan gadis yang pintar,
rajin, ringan tangan nan cantik pula, walaupun ia agak tertutup dengan
teman-temannya. Waktu telah menunjukan pukul 07.00 WIB, Nayla segera berpamitan
kepada orang tuanya, lalu berangkat sekolah. Dengan mengendarai sepeda
satu-satunya yang dimilikinya, ia bersama adik perempuannya Reny. Adik Nayla
bersekolah di salah satu sekolah dasar di Tuban, yang letaknya tak jauh dari
sekolah Nayla, mereka selalu berangkat bersama-sama.
Puluhan tetes peluh jatuh membasahi seragam Nayla, namun ia tetap
semangat dan tak menyesal dengan apa yang ia miliki, ia senantiasa merasa
bersyukur dengan apa yang ia peroleh. Akhirnya usahanya senantiasa membuahkan
hasil, sampailah ia di sekolah tercintanya, raut wajahnya yang semula penuh
rasa lelah dan letih, serentak berubah menjadi bahagia dan berseri-seri, ia
disambut oleh para sahabat-sahabatnya yang telah menantinya di sudut halaman
sekolah.
“Hai Nay…….!!”
Sapa Anggie oleh salah seorang sahabatnya.
“Hai semua…………!!”
Balas Nayla dengan lembutnya.
Tak lama
kemudian, bel berbunyi, mereka bergegas masuk kelas XI-IPA, yang merupakan
kelas kebanggaan mereka, sejak 10 bulan yang lalu mereka mulai menepati ruang.
Kelas itu, banyak pula cerita suka duka yang mereka alami bersama. Nayla, Anggie,
Mikha, dan Maya, empat sahabat karib itu sangat kompak, tiada hari tanpa mereka
ber-empat. Mereka selalu berbagi satu sama lain. Diantara mereka berempat Nayla
yang paling pandai, tidak segan-segan seringkali mereka belajar bersama.
Waktu terus berjalan, tibalah waktu pulang sekolah, Nayla membereskan
buku-bukunya yang berserakan di atas meja.
“Nay, kita hang out dulu yuk ?? Dah lama kita nggak
pernah jalan bareng.” Kata Maya”
“Emmh…maaf ya !!
Aku hari ini nggak bisa, kapan-kapan aja gimana ??” Jawab Nayla.
“Nayla sayank….!!
Kita perginya cuma sebentar kok, ayolah….tambah Mikha.
“Beneran dech….!!
Maaf banget aku gak bisa……..!!
“Ya udah deh,,
Kita pergi dulu…..!!
Dalam hati kecil Nayla, Ia ingin teman-temanya yang bebas pergi kemanapun
yang mereka inginkan, namun ia cukup tahu diri, ia merasa tanggung jawabnya
adalah sesuatu yang amat penting. Setiap pulang sekolah, ia pergi ke suatu rumah
produksi batik gedog di sekitar tempat tinggalnya, ia sangat menggemari
pekerjaan itu, seni batik sangat ia cintai, bahkan ia bercita-cita menjadi
pengusaha batik gedog suatu hari nanti.
“Assalamualaikum…….!!” Salam Nayla saat ke rumah produksi
tersebut.
“Waalaikumsalam……..!!”
sahut bu Haeny, pemilik produksi tempatnya bekerja.
“Maaf bu, saya
dating agak siang, tadi ada pelajaran tambahan di sekolah.”
“Iya gak
apa-apa……!! Silahkan kerjakan pekerjaanmu Nay.”
“ Iya bu…..”
Diantara 8 karyawan di rumah produksi batik “Warna Jaya” yaitu produksi
batik tempat Nayla bekerja, Nayla lah karyawan yang paling muda, ke 7 rekannya
telah lulus sekolah, bahkan ada juga yang sudah menikah. Namun Nayla tetap
gigih menjalaninya. Ia melakukan semua itu demi kehidupannya, ayahnya yang
hanya bisa terbaring di tepat tidur karena menderita suatu penyakit yang tak
kunjung sembuh, serta ibunya yang sehari-harinya hanya bekerja sebagai buruh
cuci baju menjadi semangat yang memicu Nayla untuk bekerja di rumah produksi
batik gedog tersebut. Ia memiliki kemampuan membatik dari ayahnya.
Memang dahulu Nayla adalah anak dari pemilik rumah produksi pabrik gedog
yang cukup terkenal di kawasan tempat tinggalnya di kota Tuban. Namun, usaha
yang dirintis ayahnya mengalami kegagalan dan akhirnya bangkrut, ditambah lagi
ayahnya yang sakit-sakitan,
karena usaha yang dirintisnya bangkrut karena
ulah oknum yang kurang bertanggung jawab, Nayla semakin yakin bahwa dirinya
harus bias sukses agar dapat membanggakan orang tuanya.
Suatu hari, Nayla bertemu dengan anak lelaki yang tak lain adalah teman
sekolahnya yang baru. Lelaki yang bernama Andra. Berawal dari ketidak sengajaan
mereka bertemu.
“Bruuk….!!”
“Auw………….!!” Teriak Nayla.
“Oh maaf ya…...!!
Aku tidak sengaja…..!!” suara lembut nan merdu terdengar dari seseorang di
depannya.
“Iya gak apa-apa,
lain kali hati-hati……!!” ucap Nayla.
“Sekali lagi maaf
ya………….!! Aku baru pertama masuk……!! Perkenalkan namaku Andra…..!! Kalau boleh
tau nama kamu siapa…………..?!” Sahut Andra.
“Aku Nayla…..”
“Nama yang
bagus….”
“Makasih aku mau
ke kelas dulu ya……!!”
“Iya boleh
silahkan….…!! Senang bisa kenal denganmu…….!!”
“Aku juga.”
Dalam hatinya, sebenarnya Andra mengagumi Nayla pada pandangan pertama,
ia melihat sosok gadis yang cantik, lembut dan baik hati pada diri Nayla. Lalu
Andra menemui kepala sekolah dan ia masuk ke kelasnya. Tak disangka Andra
berada satu kelas dengan Nayla, ia pun semakin bersemangat untuk bersekolah di
sekolah barunya, karena bisa melihat Nayla lagi dan akan selalu bertemu Nayla
setiap hari. Maya, Mikha dan Anggie saling berbisik saat Andra masuk kelas dan
menjadi teman sekelas mereka.
“Ehmm….. cakep
bener……!! Kata Mikha.
“Iya..iya….!!
Malaikat darimana tuh…….?!” Sahut Maya.
“Malaikat dari
khayangan mungkin…….?!” Anggie menambahi.
“Nay, kamu kok
tenang-tenang saja…… kenapa sih……?!” Tanya Maya.
“Aku dah kenal,
tadi gak sengaja dia nabrak aku……!!”
“Trus…Trus…Gimana
Nay…?! Apa dia kenalan ma kamu……?!”
“He’em….!!”
“Wah kalo yang nabrak Andra, Aku nggak bakalan
nolak yakinlah sumpah……..!!”
“Aah…………!! Kamu
ini Nggi…….!!”
“Nay kenalkan aku
ma Andra donk…..!!”
Tanpa diduga,
ternyata didalam kelas Andra terus memperhatikan Nayla, Ia merasa ada yang
istimewa dari dalam diri Nayla. Akhirnya ia mulai ingin mendekati Nayla,
perlahan tapi pasti, bermula saat pulang sekolah.
“Kamu pulang ma
siapa……?”
“Aku pulang
sendiri tuch, soalnya aku sudah bawa sepeda sendiri……!!”
“Yang benar Nay……??”
“Iya, Dah ya aku
pulang dulu An…..!!”
Andra merasa terkejut,
di sekolahnya yang dulu di Gresik, tidak ada siswi yang sebaik dan sopan
seperti Nayla. Ia semakin ingin lebih mendekati dan mengenal sosok Nayla lebih
jauh. Tanpa di sadari, Nayla pun merasakan hal yang sama seperti Andra. Di
suatu malam ia merenung.
“Andra……..!! nama
itu selalu ada di fikiranku, kenapa ya…..?? apa aku….?? Ehhhmmm tidak tidak
tidak…!! Aku tidak mungkin menyukai orang yang baru saja aku kenal, lagi pula
ia sangat sempurna dan bahkan aku tak menemukan helaipun kekurangan darinya…..
tapi….. oh tidak…..!! aku tak mungkin bersaing dengan sahabatku hanya karena
seorang Andra……!!” Gumam Nayla.
Hari berlalu dengan cepat, semakin hari Andra mendekati Nayla dengan
caranya sendiri. Merekapun semakin dekat, kedekatan mereka menuai masalah.
Maya, sahabat Nayla diam-diam menyimpan rasa pada Andra. Maya merasa tidak suka
pada kedekatan Andra dan Neyla. Ia semakin menjauhi Nayla. Ia menganggap Nayla
telah mengkhianatinya.
Sedangkan Nayla
yang tidak tahu akan suasana hati Maya, tetap melakukan dan mengerjakan segala
sesuatu dengan hati damai, bahkan tidak jarang ia selalu pergi ke perpustakaan
bersama Andra. Sampai suatu hari Andra membuat Nayla terkejut oleh perkataanya.
“Nay, aku ingin
bicara berdua denganmu……….!!” Kata Andra.
“Bicara aja
And……!! Apa yang mau kumu katakan……….?!”
“Semakin hari,
Aku merasa nyaman bersamamu…….!!”
“Kamu bisa saja
And……..!!”
“Iya Nay,
yakinlah………….!! Aku bicara jujur, aku merasa senang dangen kehadiranmu mengisi
hariku”
“Sudahlah jangan
berlebihan……..!!”
“Aku bicara apa adanya Nay, aku mengagumi apa yang kamu kerjakan, kamu membantu orang tuamu untuk memenuhi kebutuhan hidup, kamu begitu menjungjung tinggi kebudayanmu dan kesenianmu, kamu gadis yang luar biasa yang baru ku temui, aku mengagumimu dan aku ingin kamu menjadi kekasihku…………….!! Apakah kamu mau menjadi ‘Kekasih’ ku Nayla……?!”.
“Aku bicara apa adanya Nay, aku mengagumi apa yang kamu kerjakan, kamu membantu orang tuamu untuk memenuhi kebutuhan hidup, kamu begitu menjungjung tinggi kebudayanmu dan kesenianmu, kamu gadis yang luar biasa yang baru ku temui, aku mengagumimu dan aku ingin kamu menjadi kekasihku…………….!! Apakah kamu mau menjadi ‘Kekasih’ ku Nayla……?!”.
“Terima kasih
atas pujianmu And, tapi maaf aku tidak bisa karena aku merasa tidak pantas
untuk itu, Maya lebih pantas untuk menjadi kekasihmu………!!”
“Tapi yang aku
mau hanya kamu bukan Maya atau yang lainnya………!!”
“Sudahlah And anggap saja kita
sebagai Sahabat………!!”
“Tapi Nay……!!”.
Berhenti sejenak. “ Baiklah Nay kalau itu keputusanmu, dengan berat hati aku
akan menerimanya, tapi jujur dari lubuk hatiku aku tetap mengagumi sifatmu……!!”
Pujian demi pujian sering kali
terucap dari mulut Andra kepada sosok Nayla. Hal ini semakin membuat Maya geram
dan jengkel pada Nayla. Ia begitu membenci Nayla, hingga ia berniat ingin
mengakhiri persahabatannya dengan Nayla hanya gara-gara sikap Andra pada Nayla.
Hingga suatu hari Maya ingin memantapkan niatnya tersebut. Ia berusaha untuk
berbicara langsung pada Nayla, hingga saat jam istrahat sekolah mereka bertemu.
“Hai
teman-teman…….!!” Sapa Nayla.
“Hai Nay………!!”
jawab Mikha dan Angie. Maya hanya terdiam.
“Aku ada urusan
denagn bu Nita, aku ke kelas dulu ya Mik”. Kata Maya.
“May, Nayla kan
baru gabung, disini aja dulu……..!!”. Ujar Anggie.
“Nggak Nggi, aku
kesana dulu z.......!!”
“Tapi May, Aku
kan baru gabung………!!”
Maya tidak
menghiraukan kata-kata Nayla dan bergegas pergi. Hal ini membuat Nayla, Mikha
dan Angie menjadi bingung dengan tingkah Maya, sebenarnya ada apa yang terjadi
pada Maya…..?!.
Pertanyaan besar
yang belum menemukan jawaban. Tapi dalam hati Nayla berkata “Apa karna Andra...?”
Saat pulang sekolah Andra dan Nayla
berjalan bersama. Hal ini secara tidak sengaja terlihat oleh Maya. Hal itu
menyebabkan Maya tidak lagi mengenal Nayla sebagai sahabatnya lagi.
“May, kamu lihat
apa…….?! Dari tadi aku panggil kok tidak menggubris……?!” Kata Anggie.
“Nggak apa-apa
Nggi…..!!”
“May, kamu kenapa
sih……?! Kok makin aneh”
“Sebenarnya
gara-gara Andra dan Nayla yang semakin dekat. Aku merasa gak rela melihat
kedekatan mereka……!!”
“Cemburu ya…….?!
Sudahlah dia kan sahabat kita, bersaing boleh saja tapi harus bersaing secara
sehat ok…….!!”
“Ya Nggi, aku
ngerti……..” Bantah Maya “Nah gitu donk……..!!” Sahut Anggie.
Semilir angin malam berhembus
menemani Nayla yang sedang bersandar dijendela kamarnya. Dia terfikir
keinginannya untuk menjadi seorang pengusaha batik, Ia mengambil selembar
kertas dan sebuah pena. Ia mengukir suatu karyanya, ia ingin terus berlatih
hingga ia dapat menghasilkan karya yang bagus, namun tanpa ia sadari pada
kertasnya bertuliskan nama “ANDRA”.
Ia semakin takut kalau ia memang benar-benar menyukai Andra. Karena ia
mengetahui bahwa maya juga menyukai Andra.
Disuatu pagi yang indah, Maya dan
Anggie Nampak berjalan bersama. “May,tugas biologi mu sudah selesai…..?!”.
Tanya Anggie.
“Udah donk…..!!”.
Jawab Maya.
“Lihat tugasmu
donk………..!!”
“Yuk……..!!”
“Yuk……..!!”
Belum selesai
mereka bicara tiba-tiba terdengar suara yang memangil mereka.
“Maya……Anggi……
Tunggu dulu………!!”
Maya dan Anggie
berbalik dan melihat siapa yang memanggilnya.
“Saskia…….!!”
Kata Maya heran.
“Iya ini aku,
Jangan ke kelas dulu, aku pengen bicara sesuatu ma kamu……..!!”
“Apa itu…………?!”
Tanya Anggie.
“Jangan bicara
disini, kita ke kantin saja.
Ternyata Saskia
memfitnah Nayla, dia bilang pada Maya dan Anggie kalau Nayla sudah melupakan
sahabat-sahabatnya, Nayla lebih memilih Andra, murid baru yang menjadi idola
cewek-cewek di sekolahnya.
“Kamu dan Anggie
sudah ditipu Nayla , dia telah melupakanmu, dia lebih memilih Andra daripada
bersama kalian. Lihat saja, Dia melupakan mu begitu saja, dan kamu tahu……..?!,
dia selalu menjelek-jelekan kamu di depan Andra supaya Andra benci kalian.”
“Ouw jadi ini
yang dilakukan Nayla……..?!”
“Kamu harus ambil
tindakan agar dia tidak gini lagi……..!!”
Lalu Maya dan Anggie yang geram,
ditambah perkataan Saskia yang membuat panas telinga mereka, akhirnya
kemarahantidak terhindar lagi. Maya dan Anggie menemui Nayla dan langsung
memarahinya. Nayla pun tidak mengerti maksud Maya dan Anggie. Ia tidak merasa
seperti apa yang dituduhkan sahabatnya itu.
“Kamu tega
memfitnah aku Nay, kamu sungguh munafik, sudah Nayla, aku benci kamu, aku nggak
mau kenal kamu lagi”
“Tapi May, aku
Nggak bermaksud……..!!”
“Sudah……!! Jangan
bicara lagi, aku sudah muak denganmu……….!!”
Setalah itu, Nayla sangat sedih dia
ingin baikan dengan Maya dan Anggie. Tapi dia tidak tahu caranya. Keesokan
harinya, ia pergi ke rumah produksi batik untuk bekerja ia berharap masalahnya
cepat selesai. Ia tidak tahu harus melakukan apa agar Maya tidak salah paham. Tiba
– tiba, Maya, Anggie, Mikha dan Andra mendatangi Nayla di rumah produksi batik.
Maya minta maaf pada Nayla, karena telah
percaya pada hasutan Saskia yang ingin memecah belah hubungannya dengan Nayla.
Ternyata Saskia sangat menyukai Andra dan ia cemburu pada Nayla. Akhirnya ia
menghasut Maya dan Anggie.
Namun akhirnya sahabat karib itu berbaikan,
sahabat-sahabat Nayla juga sudah mengerti selama ini Nayla tidak pernah mau dan
bahkan menolak jika sahabatnya mengajak dia keluar karena Nayla bekerja di
salah satu produksi batik Gedog yang tidak jauh dari tempat tinggalnya setiap
pulang dari sekolah dan mereka berjanji akan percaya satu
sama lain, agar menjadi kesatuan yang indah, layaknya seni batik gedog, semakin
tekun pekerjaannya maka akan semakin bagus hasilnya. Persahabatan haruslah di ukir seindah
mungkin karena “Sahabat itu Selamanya…….!!”
0 comments:
Post a Comment