Di pagi hari yang cerah ini, Mona seorang siswi SMP ini mulai menampakkan manis senyumnya kepada dunia. “Aaahh, ngantuukk” ucap Mona yang baru saja terbangun dari tidurnya.
“Mona, bangun nak sudah pagi! kamu bisa terlambat datang ke sekolah” teriak ibu Mona dari dapur yg saat itu tengah menyiapkan makan pagi untuknya
“Iya bu, ini mona baru saja bangun” jawab mona dengan nada agak males
Lalu mona pun bangun dari tempat tidurnya dan bergegas mandi untuk pergi ke sekolah.
“Mona, bangun nak sudah pagi! kamu bisa terlambat datang ke sekolah” teriak ibu Mona dari dapur yg saat itu tengah menyiapkan makan pagi untuknya
“Iya bu, ini mona baru saja bangun” jawab mona dengan nada agak males
Lalu mona pun bangun dari tempat tidurnya dan bergegas mandi untuk pergi ke sekolah.
“Tettt.. tettt.. teeettt” bel SMPN 1 Sumberrejo tempat mona bersekolah pun berbunyi.
“Waaahhh, untung aja ngga telat, huuff” Sambil menghelakan nafas mona berlari memasuki kelas tempatnya belajar.
“Waaahhh, untung aja ngga telat, huuff” Sambil menghelakan nafas mona berlari memasuki kelas tempatnya belajar.
Sesampainya di kelas, Lia sahabat mona langsung menghampiri mona sambil berlari. “Mon, ehh mon tau ngga? kamu aku kasih tau tapi jangan marah ya?” Ucap Lia sambil tergesa-gesa
Dengan rasa penasarannya mona pun menjawab, “Ada apaan sih emangnya? penting banget ya sampai kamu bingung kayak gitu? Jangan-jangan kamu abis jadian ya? Hayoo.. Iyaa iyaa aku ngga akan marah kok sama kamu”
“Idihhh, sok tau banget sih kamu Mon! jadi gini nih critanya, kan kemaren pacar kamu sms aku minta nomer hape ibu kamu, sebenernya aku mau nanya sama kamu dulu, tapi dia uda keburu maksa, ya udah deh aku kasih aja, katanya sih dia mau mastiin kamu makannya teratur ngga, dia takut maag kamu kambuh-kambuh lagi mon”
Dengan nada kaget, bingung, marah, Mona pun menjawab “Haaahhh? Tega bange sih kamu ya! Kamu tau akibatnya kalo dia sms ibu aku? ibu aku pasti bakal marahin aku abis-abisan, kenapa kamu kasih sih yaa?”
“Yaahh, mon maaf! aku kan ngga tau, ya udah sekarang aku sms pacar kamu biar dia ngga sms ibu kamu aja yah” Jawab Lia dengan rasa bersalahnya
Lalu Lia mengirimi Aris pacar mona sebuah pesan singkat yang melarang dia untuk sms ibu mona, dan tak lama setelah itu “ddrrrttt, derrrttt” hp Lia bergetar . “Naaahh loohh, ini dia si aris ngebales sms aku mon”
“Terus gimana ya kata aris?” tanya Mona sedih dan bingung, “Yaaahh mon, uda dia sms, gimana dong?” Jawab likha dengan muka tertekuk menyesali perbuatannya
Dengan rasa penasarannya mona pun menjawab, “Ada apaan sih emangnya? penting banget ya sampai kamu bingung kayak gitu? Jangan-jangan kamu abis jadian ya? Hayoo.. Iyaa iyaa aku ngga akan marah kok sama kamu”
“Idihhh, sok tau banget sih kamu Mon! jadi gini nih critanya, kan kemaren pacar kamu sms aku minta nomer hape ibu kamu, sebenernya aku mau nanya sama kamu dulu, tapi dia uda keburu maksa, ya udah deh aku kasih aja, katanya sih dia mau mastiin kamu makannya teratur ngga, dia takut maag kamu kambuh-kambuh lagi mon”
Dengan nada kaget, bingung, marah, Mona pun menjawab “Haaahhh? Tega bange sih kamu ya! Kamu tau akibatnya kalo dia sms ibu aku? ibu aku pasti bakal marahin aku abis-abisan, kenapa kamu kasih sih yaa?”
“Yaahh, mon maaf! aku kan ngga tau, ya udah sekarang aku sms pacar kamu biar dia ngga sms ibu kamu aja yah” Jawab Lia dengan rasa bersalahnya
Lalu Lia mengirimi Aris pacar mona sebuah pesan singkat yang melarang dia untuk sms ibu mona, dan tak lama setelah itu “ddrrrttt, derrrttt” hp Lia bergetar . “Naaahh loohh, ini dia si aris ngebales sms aku mon”
“Terus gimana ya kata aris?” tanya Mona sedih dan bingung, “Yaaahh mon, uda dia sms, gimana dong?” Jawab likha dengan muka tertekuk menyesali perbuatannya
“Teettt”, bel pulang sekolah pun berbunyi. Dengan rasa takut Mona memberanikan diri untuk pulang ke rumah. Sesampainya di rumah rasa takutnya semakin besar melihat ibunya telah menunggunya di teras depan rumah.
“A.. Assalamualaikum bu”, Mona menghampiri ibunya dengan suara terbata-bata.
“Wa’alaikumsalam, ini nomor hape siapa mona? Tidak usah mengelak lagi!” Jawab ibu mona dengan nada keras dan terlihat sangat marah.
“Ooohh, i.. itu.. itu nomor teman mona bu” sahut mona dengan menunduk dan tidak berani memandang wajah ibunya
“Teman? Teman macam apa? Teman yang bagaimana? Kamu sudah berani membohongi ibu mona! Apa kamu sudah di hasut oleh pacarmu itu? Sejak kapan kamu pacaran? Sejak kapan kamu berani membohongi ibu? Sejak kapan nak? Jawab?” Bentak ibu mona dengan marahnya, bahkan mona pun tidak pernah melihat ibunya semarah itu kepadanya.
“Hiks.. hiks.. Maaf bu maaf, bukan maksud mona membohongi ibu, mona sangat mencintainya bu, dan mona juga tau kalau seandainya mona bilang ke ibu, ibu pasti tidak akan mengizinkan mona berpacaran bu, dia yang mengerti mona, dia yang selalu ada untuk mona kalau mona lagi sedih, ibu terlalu sibuk dengan pekerjaan ibu, kapan bu ibu memperhatikan mona seperti dia? Kapan bu?” Dengan menangis tersedu-sedu mona mulai meyakinkan ibunya.
“Haaahhhh, apa itu pacar-pacar, cinta-cinta, ini ibu buang hape kamu biar kamu tidak kebanyakan ulah lagi” *Braaakkk* hape mona rusak dan hancur]
“Ibuuu, kenapa ibu tega? Kenapa bu? Ibu jahat” Sambil menangis mona berlari ke kamar.
“Ya Allah, apa salah mona? Mona hanya ingin ada yang memperhatikan mona setiap waktu Ya Allah? Sekarang setelah aku menemukan pria itu, kenapa kau jauhkan aku darinya Ya Allah?”
Ber jam-jam mona murung dan menangis di kamar, hingga akhirnya ponsel ibu mona pun berbunyi, betapa bertambah marahnya ibu mona setelah mengetahui ternyata yang mengiriminya sms adalah aris. “Bu, mona kemana ya? Apa dia sudah makan? Maaf bu kalau saya mengganggu, saya hanya tidak ingin maag nya kambuh gara-gara tidak ada yang memperhatikan” Pesan Aris.
Dengan sangat marah ibu mona membalas pesan singkat yang telah dikirimkan Aris kepadanya, “maksudmu saya kurang memperhatikan anak saya? Lelaki macam apa kamu? Sudah tidak usah mengganggu anak saya lagi!”
“A.. Assalamualaikum bu”, Mona menghampiri ibunya dengan suara terbata-bata.
“Wa’alaikumsalam, ini nomor hape siapa mona? Tidak usah mengelak lagi!” Jawab ibu mona dengan nada keras dan terlihat sangat marah.
“Ooohh, i.. itu.. itu nomor teman mona bu” sahut mona dengan menunduk dan tidak berani memandang wajah ibunya
“Teman? Teman macam apa? Teman yang bagaimana? Kamu sudah berani membohongi ibu mona! Apa kamu sudah di hasut oleh pacarmu itu? Sejak kapan kamu pacaran? Sejak kapan kamu berani membohongi ibu? Sejak kapan nak? Jawab?” Bentak ibu mona dengan marahnya, bahkan mona pun tidak pernah melihat ibunya semarah itu kepadanya.
“Hiks.. hiks.. Maaf bu maaf, bukan maksud mona membohongi ibu, mona sangat mencintainya bu, dan mona juga tau kalau seandainya mona bilang ke ibu, ibu pasti tidak akan mengizinkan mona berpacaran bu, dia yang mengerti mona, dia yang selalu ada untuk mona kalau mona lagi sedih, ibu terlalu sibuk dengan pekerjaan ibu, kapan bu ibu memperhatikan mona seperti dia? Kapan bu?” Dengan menangis tersedu-sedu mona mulai meyakinkan ibunya.
“Haaahhhh, apa itu pacar-pacar, cinta-cinta, ini ibu buang hape kamu biar kamu tidak kebanyakan ulah lagi” *Braaakkk* hape mona rusak dan hancur]
“Ibuuu, kenapa ibu tega? Kenapa bu? Ibu jahat” Sambil menangis mona berlari ke kamar.
“Ya Allah, apa salah mona? Mona hanya ingin ada yang memperhatikan mona setiap waktu Ya Allah? Sekarang setelah aku menemukan pria itu, kenapa kau jauhkan aku darinya Ya Allah?”
Ber jam-jam mona murung dan menangis di kamar, hingga akhirnya ponsel ibu mona pun berbunyi, betapa bertambah marahnya ibu mona setelah mengetahui ternyata yang mengiriminya sms adalah aris. “Bu, mona kemana ya? Apa dia sudah makan? Maaf bu kalau saya mengganggu, saya hanya tidak ingin maag nya kambuh gara-gara tidak ada yang memperhatikan” Pesan Aris.
Dengan sangat marah ibu mona membalas pesan singkat yang telah dikirimkan Aris kepadanya, “maksudmu saya kurang memperhatikan anak saya? Lelaki macam apa kamu? Sudah tidak usah mengganggu anak saya lagi!”
Mona dan Aris sangat sedih dan menghawatirkan satu sama lain, hingga pada suatu malam maag mona kambuh dan mona hampir pingsan.
“Mona, kamu kenapa nak? Kenapa kamu jadi begini? Kita pergi ke dokter ya?” Cemas ibu mona.
“Tidak bu, mona cuman mau pinjam hape ibu sebentar, mona mau sms Aris sekali ini saja bu, mona mohon, izinkan mona memberitahu dia 1 hal bu” Jawab mona dengan nada lemah dan merintih kesakitan.
“Iya nak, ini hape ibu” Sahut ibu mona yang sedang ketakutan dengan keadaan anaknya.
Dengan perlahan mona mulai mengetik sms untuk di kirim kepada pacarnya, Aris. “Sayang, jangan khawatirin aku, selama ini kamu uda baik banget sama aku, kamu yang ngingetin aku buat makan, kamu yang menghibur aku kalau aku lagi sedih, kamu yang selalu menyuruh aku sholat, dan kamu yang selalu ngebujuk buat makan kalau aku lagi males. Sekarang mungkin semua udah berakhir sayang, sekarang gantian kamu yang harus bisa ngelakuin itu semua tanpa aku, kamu bisa sayang, kamu pasti bisa! Kamu bilang kamu mencintaiku bukan karena nafsu, tapi karena rasa cinta suci dari hati. Aku sayang kamu pangeran mickey mouse ku, Sayang kamu: Mona minnie mouse”
“Mona, kamu kenapa nak? Kenapa kamu jadi begini? Kita pergi ke dokter ya?” Cemas ibu mona.
“Tidak bu, mona cuman mau pinjam hape ibu sebentar, mona mau sms Aris sekali ini saja bu, mona mohon, izinkan mona memberitahu dia 1 hal bu” Jawab mona dengan nada lemah dan merintih kesakitan.
“Iya nak, ini hape ibu” Sahut ibu mona yang sedang ketakutan dengan keadaan anaknya.
Dengan perlahan mona mulai mengetik sms untuk di kirim kepada pacarnya, Aris. “Sayang, jangan khawatirin aku, selama ini kamu uda baik banget sama aku, kamu yang ngingetin aku buat makan, kamu yang menghibur aku kalau aku lagi sedih, kamu yang selalu menyuruh aku sholat, dan kamu yang selalu ngebujuk buat makan kalau aku lagi males. Sekarang mungkin semua udah berakhir sayang, sekarang gantian kamu yang harus bisa ngelakuin itu semua tanpa aku, kamu bisa sayang, kamu pasti bisa! Kamu bilang kamu mencintaiku bukan karena nafsu, tapi karena rasa cinta suci dari hati. Aku sayang kamu pangeran mickey mouse ku, Sayang kamu: Mona minnie mouse”
Aris begitu sedih setelah membaca semua pesan dari orang yang sangat disayannginya itu, ia berusaha tegar, namun ia benar-benar tak sanggup bila harus kehilangan belahan jiwanya itu. Dengan begitu sedih Aris membalas. “Tenang sayang, dimana pun kamu berada, aku akan selalu berusaha menuruti apa yang kamu mau, sungguh aku mencntaimu bukan karena nafsu sayang, tapi aku juga tidak bisa bila harus kehilangan sosok yang telah mencerahkan hari-hariku, kamu kuat sayang! kamu ngga boleh ngomong gitu, aku sayang kamu Princess minnie ku”
Setelah diam-diam membaca sms kedua anak itu, ibu mona terharu dan akhirnya merestui hubungan mereka berdua.
Mona dan Aris berjanji untuk tidak saling mengingkari dan menghianati, mereka begitu menyayangi satu sama lain dengan begitu tulus.
Jadi intinya, cinta butuh kesabaran guys, cinta sejati akan menemui banyak rintangan yang harus dihadapi, cinta sejati tidak akan semudah membalikkan telapak tangan.
0 comments:
Post a Comment