2:30 AM
0

Budaya masyarakat jawa ruatan saat ini terancam akan hilang. Pasalnya, rata-rata generasi muda saat ini banyak yang tidak mengenal apa itu ruwatan?. Selain itu, budaya warisan leluhur masyarakat suku jawa juga terancam akan tergerus dengan peradapan yang moderen.
Dalang Pangruat Ki Panggung Wibowo saat ditemui wartawan website ini. mengungkapkan, ruwatan adalah tradisi ritual Jawa sebagai sarana pembebasan dan penyucian yang masih dilakukan orang Jawa sebagai sarana pembebasan dan penyucian atas dosanya atau kesalahan yang berdampak kesialan didalam hidupnya. ”Dengan diruwat ini memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa supaya kesialan itu tidak terjadi,” ungkapnya.
Menurutnya, dalam tradisi masyarakat suku jawa, orang yang berstatus atau memiliki darah pangruwat, harus disucikan dengan ritual ruwatan. ”Hal ini untuk menghilangkan sengkolo atau kesialan,” ungkapnya.
Adapun anak yang memiliki darah pangruwat adalah anak untang-anting (anak perempuan tunggal), getongo-getingi (anak laki dan perempuan). Dan undal-andil (anak laki-laki tunggal), kembang sepasang (dua anak putri), pendowo pandu (tiga anak laki), pendowo marom (tiga anak perempuan), sarimbi (empat anak perempuan), saronggo (empat anak laki-laki). Selain itu, juga pandowo (lima anak laki-laki), pandawi (lima anak perempuan).
Menurutnya, pagelaran wayang untuk ruwatan pun harus dilengkapi dengan sesaji seperti tuwuhan, yang terdiri dari pisang raja yang sudah matang setandan yang ditebang dengan batangnya, Cengkir Gading (kelapa muda). Selain itu, pohon Tebu dengan daunnya, daun Beringin, daun Elo, daun Dadap Srep, daun Opo-Opo, daun Ilalang, daun Koro, dan daun Kluwih yang semuanya terikat pada tiang pintu depan, berfungsi sebagai hiasan dan permohonan.
Lanjutnya, dua Kembang Mayang diletakkan dibelakang kelir (layar). Juga ada bunga setaman dalam bokor. Selain itu, api arang didalam anglo, kemenyan (Ratus Wangi) yang dibakar. Selain itu, juga ada kain mori putih sepanjang tiga meter, direntangkan dibawah batang pisang ditaburi bunga mawar sebagai alas duduk ki dalang. ”Dan dalang mengucapkan doa atau mantara memohonkan keselamatan kepada Yang Maha Esa,” pungkasnya

0 comments:

Post a Comment